Jumat, 11 November 2011

Pengangguran -akbi-


Pengangguran
            Pengangguran adalah merupakan masalah utama dari perekonomian. Penyebab munculnya pengangguran antara lain upah lengket, teori upah efisiensi, informasi tak sempurna, dan undang-undang upah minimum.

Peneyebab Munculnya Pengangguran
Upah Lengket
            Upah ekuilibrium tertahan pada tingkat tertentu dan tidak turun ketika permintaan tenaga kerja turun.

Kontrak Sosial atau Implisit
            Kesepakatan perusahaan bersama pekerja untuk tidak memotong upah. Kemunculan kejadian eksterm, baru akan memungkinkan perusahaan untuk memotong para pekerja.
Argument terkait, penjelasan pengangguran upah terkait, menyatakan bahwa para pekerja khawatir akan upah mereka, jika dibandingkan dengan upah pekerja lain diperusahaan lain dan industri lain dan mungkin tidak bersedia menerima pemotongan upah terkecuali mereka mengetahui bahwa pekerja lain akan menerima pemotongan yang sama. Ada kesepahaman implisit antara perusahaan dan pekerja bahwa, perusahaan tidak akan melakukan apapunyang membuat pekerjanya lebih merugi dibandingkan pekerja diperusahaan lain.

Kontrak Eksplisit
            Para pekerja menandatangani  kontrak 1 hingga 3 tahun dengan perusahaan. Upah yang ditetapkan dengan cara ini tidak berfluktuasi sesuai kondisi ekonomi, baik naik atau turun. Jika perekonomian melambat dan permintaan perusahaan atas pekerja lebih sedikit, upah mereka tidak akan turun.



Teori Upah Efisiensi
            Menyatakan bahwa produktivitas pekerja meningkat seiring dengan tingkat upah. Permintaan perusahaan atas tenaga kerja tidak akan lebih rendah, tapi tingkat upah yang lebih tinggi akan menyebabkan kuantitas tenaga kerja yang ditawarkn naik. Kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan akan melebihi kuantitas tenaga kerja yang diminta pada upah baru yang lebih tinggi sehingga menyebabkan pengangguran.
            Studi empiris pasar tenaga kerja telah mengidentifikasi beberapa manfaat potensi yang diterima perusahaan dengan membayar pekerja lebih tinggi daripada upah ekuilibrium pasar.

Informasi Tak Sempurna
            Perusahaan mungkin tidak punya informasi cukup untuk mengetahui berapa upah ekuilibrium pasar. Jika pasar memiliki informasi tidak sempurna atau tidak lengkap, mereka mungkin sekali menetapkan upah yang salah (upah yang tidak mencapai ekuilibrium pasar tenaga kerja).
            Jika perusahaan menetapkan upah terlalu tinggi, akan lebih banyak pekerja yang mau bekerja untuk perusahaan itu dibandingkan yang ingin dipekerjakan, dan beberapa pekerja potensial akan terkesampingkan. Hasilnya tentu saja, pengangguran. Dan perekonomian pada kenyataannya kompleks.

Undang-Undang Upah Minimum
            Menerangkan sebagian kecil pengangguran dan juga undang-undang yang menetapkan batas bawah tingkat upah, yaitu tingkat minimum per jam untuk segala jenis tenaga kerja.

Data 4 :              
Tingkat Pengangguran Terbuka Capai 7,87 Persen
            Selasa, 1 Desember 2009 . Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2009 mencapai 7,87 persen. Angka ini mengalami penurunan dibanding Februari 2009 yang mencapai 8,14 persen.
            Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, jumlah pengangguran pada Agustus 2009 mengalami penurunan sekitar 300.000 orang jika dibandingkan Februari 2009. Adapun bila dibandingkan dengan Agustus 2008, jumlah penganggur turun sebesar 430.000 orang.
            Rusman menjelaskan, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2009 bertambah 90.000 orang atau mencapai 113,83 juta orang dibandingkan angkatan kerja Februari 2009 sebesar 113,74 juta orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 104,87 juta orang tercatat bekerja.
            Pada Agustus 2009, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh atau karyawan tercatat sebanyak 29,11 juta orang atau sekitar 27,76 persen. Kemudian untuk pekerja bebas di pertanian mencapai 5,99 juta orang. Untuk pekerja bebas di non-pertanian dan pekerja keluarga masing-masing tercatat sebesar 5,67 juta orang dan 18,19 juta orang.
            Pada bulan Agustus 2009, jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk golongan SMK, diploma, dan universitas mengalami kenaikan. Adapun untuk SMA ke bawah mengalami penurunan jika dibandingkan keadaan Februari 2009.
            Namun, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tercatat tetap tinggi, yaitu sekitar 55,21 juta orang atau sekitar 52,62 persen. Selanjutnya, untuk pekerja dengan pendidikan diploma hanya sebesar 2,79 juta orang atau sekitar 2,55 persen, dan pekerja dengan pendidikan sarjana hanya tercatat sebesar 4,66 juta orang atau mencapai 4,44 persen.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
1. pengangguran normal atau friksional
2. Pengangguran Siklikal
3. Pengangguran Struktural
4. Pengangguran Teknologi


                                                       
·         Pengangguran Normal atau Friksional
            Apabila pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah di pandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh. Mereka menganggur karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam proses mencari kerja ini untuk sementara para pekerja tersebut disebut sebagai penganggur. Mereka iniyang digolongkan sebagai pengangguran normal.

·         Pengangguran siklikal
            Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Namun saat permintaan agregat menurun dengan banyaknya. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan ini menyebabkan perusahaan mengurangi pekerja-pekerjanya atau menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah. Dan mereka dikatakan sebagai pengangguran siklikal.

·         Pengangguran Struktural
            Kemerosotan pada suatu perusahaan akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi pengangguran. Mereka dinamakan sebagai pengangguran struktural, karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.


·         Pengangguran Teknologi
            Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga menusia oleh mesin-mesin dan tenaga kimia. Dan mereka disebut pengangguran teknologi.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
1. Pengangguran Terbuka
2. Pengangguran Tersembunyi
3. Pengangguran Bermusim
4. Setengah Menganggur

·         Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Efek dari keadaan ini didalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu dan oleh karena itu dinamakan pengangguran terbuka. Mereka juga sebagai wujud akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja atau sebagai akibat kemunduran perkembangan suatu industri.

·         Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini biasa terjadi pada sektor pertanian atau jasa. Jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan sebagai pengangguran tersembunyi.

·         Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini biasa terjadi pada sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan, para nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Dan pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif  diantara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Dan mereka disebut sebagai pengangguran musiman.

·         Setengah Menganggur
Mereka yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur.

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah
            Untuk menghindari efek-efek buruk dari pengangguran, pemerintah perlu secara terus menerus berusaha mengatasinya. Beberapa tujuan dari kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran:

Tujuan yang Bersifat Ekonomi:
o   Menyediakan Lowongan pekerjaan
Untuk menghindari masalah pengangguran yang semakin serius, tambahan lowongan pekerjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun ke tahun.

o   Meningkatkan Taraf Kemakmuran Masyarakat
Kenaikan kesempatan kerja menambah produksi nasional dan pendapatan nasional.dan akan menambah kemakmuran masyarakat. Ukuran kasar dari kemakmuran masyarakat adalah pendapatan per kapita. Maka kesempatan kerja yang semakin meningkat dan pengangguran yang semakin berkurang bukan saja menambah pengangguran nasional tetapi juga menambah pendapatan per kapita. Melalui pertambahan ini kemakmuran masyarakat akan bertambah.

o   Memperbaiki Pembagian Pendapatan
Pekerja yang menganggur tidak memperoleh pendapatan. Pengangguran yang terlalu besar cenderung menurunkan upah golongan berpendapatan rendah. Pada kesempatan kerja yang tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat disimpulkan bahwa usaha menaikan kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.

Tujuan Bersifat Sosial Politik:
>   Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan Kestabilan Keluarga
Pengangguran mengurangi kemampuan keluarga untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. “Drop-out” disekolah sangat erat hubungannya dengan masalah kemiskinan. Kehilangan kepercayaan diri dan perselisihan dalam keluarga, merupakan masalah lain yang ditimbulkan oleh pengangguran.

>   Menghindari MAsalah Kejahatan
Seringkali pengangguran menggalakan kegiatan kejahatan. Terdapat perkaitan yang erat di antara masalah kejahatan dan masalah pengangguran, yaitu semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi tingkat kejahatan. Maka dari itu, usaha mengatasi pengangguran secara tidak langsung menyebabkan pengurangan tindak kejahatan.

>   Mewujudkan Kestabilan Politik
Kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk menaikkan taraf kemakmuran masyarakat memerlukan kestabilan politik. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak merasa puas dengan pihak pemerintah, karena mereka merasa pemerintah tidak melakukan tindakan yang cukup untuk masyarakat.    
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar